Rabu, 17 Desember 2008

We Are Grunge Bandung punya Blog baru

Hey...grunger anak-anak We are grunge bandung sekarang punya Blog baru nih
Klik ajah http://wearegrunge.blogspot.com
Buat grunger yang domisili dibandung dan sekitarnya silahkan gabung
Sabtu Malam Jam 9.00 di Superindo, dago..
Yang pasti anak-anak W.A.G sangat welcome sekali sama semua orang yang mau gabung, so gausah malu-malu untuk gabung sama mereka ok, hubungi aja grunger dibawah ini untuk lebih jelasnya.

CONTACT:
085221863232(ANGGA)
085221920257(EDI)
022 76154752(REY)
022 91646751(RIZAL)
085659085132(RIZAL)

GRUNGE FEST HELL YEAHH!!!!


GRUNGEFEST'08,.. ini pertama kalinya respito tampil dalam pesta anak grunge yang diadakan oleh Blackmouse records. bertempat di marotti cafe, pada hari minggu, 14 desember 08, Acara tahunan yang selalu ramai dipenuhi oleh para grungers dari berbagai kota seperti Jakarta, Bandung, Cilegon, Bekasi, Tangerang, Bogor, Semarang, hingga Sidoarjo. menjadikannya ajang kumpul dan ajang bertukar informasi bagi para grungers nasional.

respito tiba di lokasi sekitar pukul satu siang, kitapun menyempatkan ngobrol dengan saudara-saudara grunger cipanas, yang kita kenal di acara noise sound'08 yang kala itu diadakan di viki sianipar. Ada pula anak-anak Asylum, band asal cilegon yang rela berjalan kaki langsung dari terminal blok m ke maroti. dilanjutkan dengan anak-anak circle united yang baru datang, kita registrasi dan menuju lantai 2 untuk mengantar mereka bersiap-siap naik panggung. sementara ini ricky membantu mereka main drum. sampai mereka menemukan drumer yang sesuai dengan karakter mereka.

Ruangan itu cukup padat, dengan anak-anak usia belasan dengan flanel, sweaters, jacket, celana panjang, celana katung, celana baru, lusuh, robek, duduk, jongkok, bersila, mengobrol, ketawa-ketiwi, namun mata mereka tidak lepas dari sudut ruangan itu. dengan yamaha stage custom yang bertahta keji didera pukulan stik drum, disauti lengkingan ampli laney head-cab, meraung-raung distorsi dawai gitar, dipandu cadasnya dentuman bass. sudut ruangan, ajang penuang aspirasi, ajang penyuluh semangat, panggung kita. smells like teen spirit, membahana.. ayo kita bakar tempat ini!

Tak lama kemudian giliran circle united naik panggung, paramore "crushcrushcrush" menjadi nomor pembuka, dilanjut dengan "hilang bersama waktu", tembang andalan circle united, dan "malibu" lagu romantis kurt untuk istri tercintanya, courtney love. cukup membuat hangat suasana dengan tidak sedikit mulut-mulut yang ikut bernyanyi mengikuti lagu. Setelah diselingi oleh rockafellers yang membawakan muse, giliran respito naik ke atas pentas.

Kali ini respito membawakan "insomnia(3.am)" sebagai pembuka, dihajar dengan "alive" pearl jam menjadikan sesi siang itu memanas......everybody sing along, sempat beberapa saat pheps memberikan microphone pada penonton...hell yeahh... keren... lau setelah itu ditutup dengen lagu terakhir dari respito yang bertempo cepat.... Woww... setelah turun panggung anak-anak respito sangat puas setelah semalam sebelumnya mereka tampil untuk pertama kalinya di acara PJ Nite IV yang di adakan Milis PJID.

Hari itu di Grungefest 08 secara keseluruhan dari alat, sound pada siang itu cukup mumpuni buat respito. Crowd yang asik jg membuat mood respito bersemangat. Andai saja 2009 nanti scene grunge naik lagi ke permukaan...pasti seruuuu!!!!

Pada hari itu juga teman2 Bekasi Poster merilis kompilasi terbaru mereja yang bertajuk "Bekasi Terdistorsi Vol.2" berisi band-band grunge dari berbagai kota, (untuk review kompilasi ini lihat di totalfeedback.com)

Malam harinya mulai sekitar pukul 22.00 giliran Instalasi, Toilet room, Cupitos Mosquitos, Sound of Molly, Bloody mary, Nikotin, Artificial Sun, Shockbreaker, Besok Bubar, Artificial Sun. siap menggetarkan panggung Maroti malam itu.... ada Kejadian menarik pada saat penampilan shockbreaker, Andre dan Egy sang gitaris merangkap vokalis melakukan aksi banting gitar....diakhir penampilan mereka , alhasil gitar andre dan egy hancur lebur, "hell Yeahh" memang sinting..!!!!! tapi keren. Di akhir acara Northside tampil sebagai penutup acara grungefest 2008, yeah... Acara tahunan berakhir dengan baik, dan blackmouse record sebagai promotor patut diacungi jempol atas jerih payah mereka ini....

"Grunge Strikes Back"
didepan komputer yang busuk ini

17 desember 08
01.27 pm

Pearl Jam Nite IV


Tepat 13 Desember pukul 16.00 sore waktu saya menerima sms dari Nandha "Milis PJID" untuk tampil di acara PJ NITE IV pukul 20.00 malam nya, spontan saya langsung bilang Wooww!! Ini mengejutkan sekaligus membanggakan buat respito, saat itu jg saya langsung menghubungi anak-anak respito yang lain lewat ponsel saya, dan tanpa basa basi mereka semua langsung mengiyakan ajakan ini. Acara reguler milis "PJ Nite" ini secara reguler diadakan setiap tahun oleh milis PJID.

Untuk kali ini review acara PJ NIte akan diulas oleh seorang aktivis milis PJID bernama Eko Prabowo.

YEAR’S END RESURRECTION - Pearl Jam Nite IV
Jarak yang membentang, bagi orang yang memiliki cinta, tidak akan ada artinya. Lihat saja Frodo Baggins. Cintanya kepada Shire, desa mungil yang indah di Middle Earth, membuatnya rela berjalan kaki berbulan-bulan lamanya. Menembus hutan belantara, menyusup ke lorong bawah tanah, mendaki gunung salju, hingga melintasi rawa-rawa beracun menuju Mount Doom, untuk menghancurkan cincin laknat ciptaan Sauron.

Begitu juga rasa sepi. Tak akan terasa jika kita bahagia. Dengan hanya ditemani Samwise Gamgee, tukang kebun sekaligus sahabat sejatinya, Frodo meneruskan perjalanannya. Mereguk semua penderitaan demi Shire dan kehidupan Hobbit yang dia cintai.

Jauh dan sepi, tidak banyak artinya bagi saya malam itu. Menghadiri Pearl Jam Nite IV di bilangan Kebun Jeruk, saya menemukan semua yang saya harapkan. Teman-teman baik yang selalu gila dan ceria. Keakraban di depan maupun di sekeliling stage. Dan, tentu saja, musik rock yang membebaskan jiwa.

Malam itu dibuka oleh Respito, sebuah rock band yang belum pernah saya lihat penampilannya. Membawakan beberapa nomor karangan sendiri dan beberapa lagu Pearl Jam semacam Corduroy, Alive, serta WWS, mereka tampil penuh percaya diri. Di nomor Alive, Respito mengundang teman baiknya dari masa sekolah, Arie, yang juga adalah gitaris Band PJId (yang sukses latihan tapi selalu gagal manggung). Kolaborasi keduanya berjalan mulus.

Entah kenapa, setiap kali mendengar Corduroy, saya teringat Hilman. Disamping ini memang lagu favoritnya, saya ingat dia pernah bilang begini: “Ko, setelah membaca buku Heavier Than Heaven, gua yakin kalau Corduroy itu lebih banyak bercerita tentang Cobain dibanding dirinya sendiri (Eddie - red)”. Apa iya? Saya yakin kalau Immortality memang tentang Cobain. Corduroy? Sepertinya Hilman berhutang penjelasan panjang lebar kepada saya, dan juga warga milis PJId.

Berikutnya tampil GotID. Band milis favorit saya, selain Stigmata dan Alien Sick.

Arif tampil dengan kacamata dan topi sport yang menutupi hampir seluruh mukanya malam itu. Malu? Mungkin. Malu-maluin? Pastinya tidak, hahaha! Sementara Ridha tampil dengan baju ulet bulu berwarna hijau-hitam. Bro, kayaknya bobot bertambah terus tuh?

Terakhir kali saya melihat penampilan GotID adalah di Pearl Jam Nite II Front Row. Waktu itu, nikmat sekali melihat Ridha memainkan gitarnya sambil memejamkan mata, sembari merebahkan dirinya dalam usungan tangan audiens! Haha, saya jadi ingat, Edwin, gitarisnya Cokelat, sampai ketagihan ber-jam session. Kapan lagi main gitar sambil diusung oleh penonton?

Malam itu pun tidak jauh beda. Ridha memainkan gitarnya dengan gaya dan kepiawaian serupa. Solo dalam nomor-nomor maut semacam YLB dan RITF dibawakan sambil memejamkan mata. Tanpa acara usung-usungan tentu saja. Ketika jingkrak-jingkrak di depan stage bersama saya dan beberapa rekan milis, saya sempat bertanya kepada Ridha. ”Gak stage diving lagi?”. Sambil tersenyum kecut, dia bilang: ”Gak ah! Gak ada yang nangkep, udah berat!”

GotID membuka penampilannya dengan Release. Lagu yang selalu membuat saya merinding. Mistis, demikian Che Cupumanik mendeskripsikan lagu ini, ketika dia membawakannya di Planet Hollywood beberapa bulan yang lalu.

Jujur saja, untuk lagu-lagu Pearl Jam dengan kedalaman suara dan nuansa psikadelik semacam Release, vokal Arif sangat-sangat apik. Dengan sebatang rokok terselip di jemari, kedua tangan bersedekap di dada, dan mata terpejam, dia melantunkan mantra-mantra yang diciptakan Eddie untuk mengenang sang ayah.

”Ohmmm... Ohm.... Ohm...” Seandainya saat itu tercium bau dupa, saya pasti merasa sedang mengikuti upacara kebiksuan di kuil Lhasa, kota terlarang milik orang-orang Tibet yang saat ini sedang digilas Cina.

Alex Kuple, yang malam itu menjadi bassis untuk GotID, adalah yang paling riang-gembira. Nikmat sekali melihat permainannya. Apalagi di nomor Leaving Here, yang menurut saya adalah nomor terbaik kolaborasi GotId dan Alex Kuple malam itu. Solo bas-nya dinomor ini mendapat sambutan meriah dari audiens. Performa vokal Arif, solo gitar Ridha, dan gebukan drum menyatu dalam irama yang dinamis. ”Hey, fellas, have you heard the news... wuoohhhh... yeah, the women in this town have been misused... wuoohhh... ” Demikianlah Arif, Ridha, dan audiens saling menyahut dalam nomor super langka ini. Damn! This is the reason why i’m dragging my ass to every single PJ Nite...

Penampilan GotID ditutup dengan I Got Id (Shit). Alex Kuple melepaskan semua kegembiraannya dengan berduel bersama Ridha. Ah, ah, ah… Nyata sekali bahwa Lenny Kravitz salah besar. Rock ‘n Roll is NOT dead, you stupid!

Alien Sick adalah menu penghabisan malam itu. Gitarisnya yang berpostur menjulang, dengan rambut gondrong dan kumis serta jenggot lebat, menyita space yang tersedia. Saya kira Kim Thayil, eh, ternyata si Olitz, hahaha!

Jessy, seperti biasa, menjadi vokalis untuk Alien Sick. Malam itu dia datang bersama istrinya yang tampil anggun berbalut gaun biru. Saya tidak tahu apa profesi ibu yang satu ini. Namun, malam itu, jelas sekali tugasnya adalah dokumentasi pribadi. Jepret kanan. Jepret kiri. Kadang-kadang kena jepret juga. Jessy, apakah kamu tidak puas dengan hasil jepretan tukang foto keliling yang banyak beredar di milis kita?

Ocean, WMA, In My Tree, Black, Blood, Why Go, Jeremy, Alive, Tremor Christ, No Way, hingga Daughter digeber tanpa henti.

In My Tree, yang ketika Pearl Jam Nite II Front Row dibawakan oleh GotID, mendapat roh baru dalam permainan Alien Sick dan olah vokal Jessy. Gebukan drum yang merupakan intro lagu ini terdengar begitu empuk. Memantul, memanggil dalam cahaya stage yang temaram. Pronky bermain dilatar belakang dengan dentuman bass yang dalam, sementara Olitz dan Javier meningkahi dengan petikan serta raungan gitar yang halus.

“Up here ini my tree… yeah… Newspapers matter not to me… yeah…”

Bagi saya, yang sehari-harinya cari makan dari koran, lirik lagu ini jelas tidak baik. Namun melalui hembusan nafas Jessy, In My Tree menjadi satu dari beberapa nomor terbaik yang mereka suguhkan malam itu.

Bintang tamu malam itu, Anda Bunga, tampil luar biasa gahar di nomor Blood. Sebagaimana ditunjukkannya pada event di Bandung beberapa waktu lalu, performa vokal Anda memang aduhai. Dia seperti meledakkan paru-parunya hingga hampa ketika meneriakkan: “It’s my blooooooooodddddddddddddd!!!!!!!!!!!!!!!”

Kalau GotId membawakan nomor langka Leaving Here, maka Alien Sick juga menyuguhkan nomor perawan di Pearl Jam Nite: No Way. Saya tidak terlalu paham mengenai teknik bermain musik, namun sepertinya tantangan terberat dari lagu ini adalah pada ketukan dan pukulan drum. Dan, masih menurut selera saya, Dicky menjawab tantangan tersebut dengan tuntas.

Karena sudah lelah ber-moshing ria, saya menepi dan menikmati No Way dari jauh. Bagi saya, dan mungkin sebagian besar warga milis PJId, mendengarkan lagu-lagu langka semacam ini dibawakan live merupakan kenikmatan tersendiri. Bukan apa-apa. Sesungguhnya, kami sudah agak bosan mendengarkan lagu-lagu era Ten. Tapi, kenapa kok Pearl Jam malah mengeluarkan edisi anniversary untuk Ten ini ya? Hanya Tuhan dan kelima orang keras kepala itu saja kiranya yang tahu.

Jam session diisi oleh Tpenk Zion dari Steven n Coconut Trezz, Nial bassis Bunga, dan Irsya yang memainkan drum pada beberapa nomor. Tidak lupa, Iroel dan sang pengantin baru, Faizal, turut menyumbangkan suara dalam Jeremy dan Black.

Malam itu memang tidak segemilang Pearl Jam Nite II Front Row. Tidak juga sebrutal Pearl Jam Nite Planet Hollywood yang digagas oleh Otomotion. Namun demikian, saya tidak merasa kehilangan. Semua yang saya cari, saya temukan malam itu.

Petruk pernah mendefinisikan Rock ’n Roll dalam sebuah lakon karya Tatang S. Batu yang menggelinding. Demikianlah ia berujar, dengan segala kesoktahuan dan kekonyolannya.

Begitulah. Biarlah cinta saya, cinta kita, komunitas PJId, kepada Pearl Jam dan semangat pembebasan Rock ’n Roll, menggelinding sepanjang waktu. Kadang mulus meluncur. Kadang terantuk dan membentur rintangan. Semua menyisakan suka, juga luka. Luka yang akan kita bawa hingga nanti. Luka yang menyadarkan kita semua, bahwa kita memang butuh resurrection. Kebangkitan menuju 2009. Kebangkitan menuju Pearl Jam Nite V!

Senin, 15 Desember 2008

Foto-Foto PJ NiTe IV


chandra


duff


hell yeahh corduroy!!


phep


respito feat Arie polo


ricky


ohh.. im still Alive





world wide suicides

Foto by Milis PJID (Mas Farry, Eko Prabowo, haikal Aljadi)

Kamis, 06 November 2008

Semarang noise....

Sembilan jam berselang setelah kita beranjak dari Kota kembang.... akhirnya sampai juga kita di kota semarang kira-kira jan 8 pagi...wahhh...suasana terasa panas sekali pagi itu ditambah dengan kondisi badan yang sangat lelah setelah 'berpesta" di Mini Grunge Party Bandung. Anak-anak respito serasa bermusuhan dengan teriknya mentari...hahahaha....ya memang energi yang tersisa hampir habis, akan tetapi kandas oleh semangat anak-anak respito yang memang baru pertama kali main di Semarang.

Dengan setengah kebingungan kita berputar-putar sedikit mencari venue disana..., tapi setelah berkali-kali bertanya kita tiba juga di Taman Budaya Raden Saleh, sebuah gedung pertunjukan seni seperti GKJ di jakarta. Turun dari mobil kita langsung mendengar sebuah band yang nampaknya kita kenal dari riff-riff nya... yah benar...."Navicula sedang Sound check !!" kita semua langsung bergegas menuju kesana dan benar anak-anak Navicula Robi, Dankie, Made, Gembul kawanan grunger Bali ini sedang sibuk di atas panggung..."mantappp!!" dalam hatiku menyeru...Di kejauhan aku menyapa Robi sang vokalis... tak lama mereka selesai dan kita mulai berbagi cerita.

Setelah beberapa saat...berkat keramahan mereka kita diajak untuk mampir ke Hotel tempat mereka menginap..untuk mandi dan istirahat sejenak...( makasih banget navicula u're the best ) tanpa basa basi kita lagsung mengiyakan ajakan mereka..heheheheh maklum badan udah kerasa "lengket" badan mulai pegel-pegel juga uhhahahahaha.....yah itulah sedikit cerita yang bisa menggambarkan keramah-tamahan anak-anak Navicula. Sesampainya disana ternyata.....anak2 "The Bolong" juga bermalam disana , aku juga sempat ngobrol sama Egy vokalisnya.. Tak lama kemudian badan ini mulai rebah,,, dan .....zzzzz....zzzzz..

Pukul 11.30 dengan sedikit panik anak-anak mulai bergegas mandi dan langsung menuju venue karena kita dapet giliran main jam 12.25WIB. Setelah pamit ke anak-anak Navicula dan The Bolong kita langsung cabss,,,,,,"Panasnya mantebb yahh??" ujar anak-anak respito sambil tertawa dengan mata yang sayu karena kelelahan...tepat 12.10 kita tiba di venue dan langsung soundcheck sejenak sambil menunggu acara dimulai...jrang..jrengg....oaaxxxxaxaxa,,@#%// jejed..jejed...

Oke ini saatnya tiba...lagu pertama kita hajar dengan lagu PJ.. world wide suicides dan sekumpulan grunger mulai masuk kedalam gedung ....dilanjutkan dengan orang-orang disana terlihat menikmati lagu ini....dan dilanjutkan dengan lagu "Angels Cry""Hilang" lagu respito yang saat ini sedang air play di Prambors radio.... dengan sisa energi yang hampir collapse kita lanjutkan lagu penutup kita...."3:00 am" disambut dengan tepuk tangan yang meriah oleh audience. woow....lewat juga selama 25 menit menjaga agar tubuh ini tetap fit..akhirnya segalanya bisa dilewatkan...hell yeaaahhhh......


Kamis 6 november 08
08.00pm


Rabu, 05 November 2008

Pesta Grunge !! Bandung 1 November






Sabtu 1 November'08,Pukul 2;00 pagi.. kita tiba di Jati Nangor bermalam dikost-an sahabat kami Yudha, perjalanan yang cukup melelahkan, karena sebelumnya di hadang "ruwetnya" lalu lintas jakarta yang Kucintai dan disirami hujan yang cukup membuat nyaman perjalanan Jkt-Bdg. Sesampainya kita terlelap disana...kecuali saya yang kerap sulit untuk tidur seperti hari ini saat saya menulis tulisan ini,.
Bandung, 1 November 2008, Ditengah sulitnya membuat event di Bandung pasca tragedi "AA" Komunitas "We Are Grunge" (W.A.G) Bandung mengadakan sebuah acara bertajuk MINI GRUNGE PARTY di Distro Channel bandung. Hari itu merupakan hari yang luar biasa menurut saya walaupun diadakan secara sederhana, namun acara ini layaknya Oasis ditengah "keringnya" event grunge di tanah air.

Semua orang terlihat bersemangat hari itu ditambah hangatnya sambutan kawan-kawan disana, saling menyapa, memberi support satu sama lain selayaknya sebuah keluarga yang lama tidak bertemu.
yah.. memang acara ini cukup membayar kerinduan mereka terhadap pesta musik grunge. Tak ketinggalan grunger dari Jakarta,Bekasi, Cianjur, Cilegon,Sawangan, Tangerang, ikut meramaikan acara ini. Acara dimulai kira-kira pukul 13.40 WIB, sebelumnya kam 12.30 ada sesi Jam session untuk kawan-kawan yang hadir, teman2 Northside, Everlasting. Usai Jam session Acara dibuka Oleh panjul dan achonk(saya lupa nama bandnya hahahah,,.) cukup inik karna hanya terdiri dari Drum dan Vokal/guitar..hajarr boyss..

Respito
hari itu kebagian dua sesi...sesi pertama kita buka dengan lagu "pretty damn girl"
setelah itu giliran sahabat kita Cupitos Mosquitos(Bdg) lalu Sound of Molly (Bdg) di sesi kedua kita membawakan lagu World wide suicides (Pearl jam), dan lagu terakhir kita tutup dengan lagu baru kita yang berjudul (3:00 am')" semua orang saya lihat cukup menikmati walaupun mereka masih terlihat awam dengan lagu-lagu respito. Ini adalah event grunge pertama dibandung buat kita..... perasaan senang, puas dibalut keramahan kawan-kawan disana yang kian membawa hati ini serasa damai. Mungkin kita memang jarang bertemu tp kesamaan kita akan musik membuat kita saling menghargai. Sulit menggambarkan betapa hangatnya keadaan disana sore itu..

Acara semakin memanas... dilanjutkan oleh Instalasi (Bekasi) feat apoy Doollstick(Cianjur), Budokay(Tng), W.A.G(Bdg), River(Bdg), Water Broke(Bdg), Beach Head (Cilegon) dan terakhir De @tlan(Bekasi), semua Orang berhead-banging menikmati hidangan musik seattle-sound ini... Lagu2 Nirvana,Alice in Chain, Pearl Jam, Silverchair, Bergema disana... berkibar...mengobati kerinduan mereka.... acara ini juga dihadiri oleh Che"cupumanik" dan Fani"Slum/beatheaven" menambah ramai suasana..


Setelah acara berakhir, semua orang saling menyapa, berkenalan, mengabadikan diri dalam sebuah gambar..,.. dan Gokill..acara ini...benar-benar sukses... menurut saya...
lalu semua grunger lanjut ke Warung Indung dijalan Riau tempat anak2 Klab "Interaksi Hati" biasa berkumpul. mereka makan malam disana dan saling berdilaturahmi satu sama lain...suasana yang sungguh2 membuat saya terpukau karena rasa kekeluargaan mereka yang besar.

Tepat Pukul 09.00 malam kita harus pamit lebih awal, karena kita harus melanjutkan perjalanan kita ke Semarang untuk mengisi acara "Indie Youth Noisfield" "Salut" satu kata yang bisa kuucapkan buat grunger bandung dan semua grunger yang hadir disana...semoga dilain hari Pesta Musik Grunge ini bisa bergaung terus di bandung,,...di tanah air ini, seperti lebih dari satu dasawarsa lalu...

"Lihatlah mereka berpesta....bersilaturahmi...meneriakan hati mereka akan musik...
Mengimbangi kerasnya musik ini dengan rasa kekeluargaan...mereka tak peduli dari mana mereka berasal karena bahasa mereka satu pada hari itu....GRUNGE!!!!

Jatinangor 3 november
04.05 dini hari
"saat mimpiku dirampas mata yang terjaga"

Respito On Tremollogy part.1


Hey guys,, abis pulang dari semarang dan Bandung, kita udah siap2 lagi nih buat event di Jakarta,
Namanya Tremollogy Part.1 c u there , kita bener-bener butuh dukungan kalian sekarang..:)

Selasa, 28 Oktober 2008

"Jalan Menuju Surga"





Mendedikasikan musik untuk hidup di dunia tanpa bekal materi duniawi yang cukup, hanya mengandalkan talenta Tuhan, Ragu, bimbang (butuh semangat baru) daya upaya yang kita lakukan terasa berat. Selama 7 tahun terombang-ambing, meraba-raba, menerawang...

Respito
layaknya sebuah perahu kecil tanpa layar yang dihempas tirani-tirani kedigdayaan kapal-kapal besar dengan sistemasi terkungkung, patokan-patokan musikalitas yang buram. Kami hanya sekumpulan orang-orang yang ingin berekspresi, mungkin orang-orang mengatakan berkarya seni, tapi kita yakin kita hanya bersenang-senang dengan setangkup harapan keberhasilan finansial, kesuksesan ber-propaganda tentang imajinasi dalam pikiran kita.

Saat ini...bangsa kita morat-marit....bencana alam, kebobrokan dunia politik, sistem pemerintahan yang carut marut...kemiskinan...penyakit moralitas...pudarnya
Nasionalisme, perampasan hak asasi, mewarnai Bangsa ini... Mungkinkah ada sedikit tempat untuk kita menuangkan sedikit idealisme sementara semakin hari hitungan umur kita semakin bertambah...mungkin semakin terlihat "sangat tidak mapan" bagi sekumpulan orang yang hidupnya masuk didalam sebuah "sistem" Sungguh klise memang disaat orang-orang yang sebaya dengan kita menuju sesuatu yang "mapan" kita tetap "asik bermain" dengan mimpi-mimpi liar kita sejak umur belasan tahun...

Di Negara-ku...menjadi seorang musisi dan
"tidak menjadi mapan" seperti mimpi buruk yang menakutkan, orang-orang disekeliling kita sudah menarik napas yang sedalam-dalamnya dan mungkin bertanya didalam hatinya..."apa yang ada didalam pikiran mereka?! apa masih ingin menjadi musisi?!"... Mungkin musisi di negaraku memiliki definisi "Artis tenar", tapi apa benar demikian?! kita tidak pernah tahu... Mungkin kita bukan musisi seperti itu (tidak tenar atau belum menjadi tenar), tapi setidaknya kita masih terhindar dari "sistem yang meracuni moral kita" atau mungkin ter-minimalisasi. walaupun tak dapat dipungkiri didunia musik, sistem-sistem itu pasti ada... kadangkala kita merasa..."kita ini bodoh?!apa terlalu pintar?!" sehingga sulit untuk menapaki jejak-jejak itu, karena dunia itu sudah bukan hitam atau putih.

Sejujurnya...kita ingin suatu perubahan disini, apapun bentuknya kita ingin punya peran didalamnya...amin

Kami hanya sedang mencari jalan... "Jalan Menuju Surga".....
Kemanggisan, maret 2008
03.00 menjelang subuh

MUSISI MUSIMAN?

Jadi musisi saat ini tidak seindah yang dulu kita bayangkan…dimulai dengan membentuk sebuah band yang solid, menyatukan visi-misi, menciptakan musik yang bagus, mencari produser, rekaman di sebuah label, untuk kemudian menjadi tenar.


Di Era sekarang, menjadi seorang musisi butuh lebih dari sekedar sebuah bakat yang besar sebagai “Modal”, terkadang kita berpikir bahwa kita orang yang beruntung…memiliki orang tua dan dilahirkan di keluarga yang bisa membuat…kita merasakan “bangku kuliahan!!!” yang nyata-nyata meng-upgrade secara luar biasa diri kita dengan wawasan yang lebih luas, proses berpikir yang kritis (sedikit banyak produk pendidikan di negaraku) itu yang kadang membuat kita merasa lebih beruntung dibanding dengan orang kebanyakan di negaraku. Coba kubayangkan teman-teman sebayaku yang pada usia kuliah harus ikut membantu orang tuanya membiayai hidup keluarga,.hmmhmmm Salut buat mereka..!!!

Tapi bukan itu “modal” yang tadi kita maksudkan, tapi modal uang (sesuatu di dunia yang paling kita senangi tp kadang bisa jadi sesuatu yang paling benci,) untuk mem-publish Respito. Apalagi seperti Respito yang bisa dikatakan ter-marginal oleh pasar di negara-ku yang saat ini yang lebih memihak pada karya-karya yang justru menurunkan kualitas musik di negaraku (bukan iri…tapi secara objektif dan dengan sadar para pengamat musik pun menyatakan demikian)

Kalau orang bilang “mau indie apa major?!” itu hal yang abstrak menurut kita…tapi memang pada kenyataanya di negaraku, kalau mau masuk label major, musti bikin musik yang "jualan" parameter jualan itu seperti apa si ? siapa sih yang ga mau musik mereka bisa di jual? ya ga? Masalahnya jualan menurut mereka sekarang ya semuanya tipikal, benar kata rekan saya Rendy Asylum dia bilang bahwa "musik tema cinta itu gak haram..tapi..band2 cinta yg tenar itu sendiri yg memberi kesan cinta itu murah dan dangkal" Jadi intinya bikin lah lagu cinta yang berkualitas.. bener ga?

Tapi mungkin memang seperti itu yang laku…seperti waktu Respito berkunjung di klub ngobrol interaksi hati di Warung Indung, Bandung. Saat itu ada beberapa bahasan yang berkaitan…karena yang menjadi topik adalah…menciptakan sebuah musik yang notabene adalah produk budaya itu menggunakan hati atau mengikuti selera pasar dan terbawa arus pasar?!jika musik adalah produk budaya seharusnya bisa memberi pencerahan bagi orang-orang yang mendengarkannya, lalu apakah musik negaraku saat ini bisa memberi pencerahan?!apa bisa dikatakan sebagai produk budaya? Topik diskusi ini dibuka oleh che cupumanik

Cukup alot dan menyenangkan memang pembahasan malam itu...

Dua tahun belakangan ini musik di Negara kita dihabisi oleh band-band itu…hmm…what a f**k’n band?! suka tidak suka…memang mereka laku keras...hal itu yang tidak bisa dipungkiri. (mencoba untuk positif thingking dengan menyatakan mungkin memang saat ini sedang musimnya) mungkin kita harus bruusaha lebih keras lagi dan tidak melulu menyalahkan orang lain ataupun menyalahkan keadaan.

Pada dasarnya, konsep Respito sendiri adalah “bikin musik yang bagus ” …walaupun terdengar sangat absurd, yang pasti Respito “ga bikin musik musiman”, kita akan terus ber-eksplorasi apapun bentuknya…

Dilemma memang, jikalau mengikuti pasar kita pasti mapan secara finansial, tapi sampah kualitasnya dan terkekang secara batin. Bingung?! Serba salah…musik untuk hidup atau hidup untuk musik?!

Harus diakui di negara kita pengakuan terhadap musisi dan karyanya bisa dikatakan kurang dihargai..jauh berbeda dengan di negara lain yang sangat menghargai musisi untuk mengembangkan karyanya…musisi di negara ini Cuma dipandang dengan sebelah mata, kurang dihargai kejeniusannya secara kualitas, di negara ini yang berlaku adalah “musisi yang jenius adalah musisi yang bisa menggapai pasar!!!” bener ga sih kawan?

………Yang mana yang Jenius?!

…tapi biarlah…ini hanya sebuah tulisan kecil yang menggambarkan perasaan kita saat ini, yang ingin kita bagi dengan kawan-kawan, tulisan ini bukan suatu pembenaran tapi hanya proses mencari kebenaran, mungkin waktu yang bisa menjawabnya, mungkin Tuhan ingin kita belajar lebih banyak, berusaha lebih keras, menatap dunia dengan optimis.…saat ini kita Cuma ingin memainkan musik yang kita suka … kita sedang mencari jalan............................“Jalan menuju surga”

Kemanggisan… 01.33 Wib

Saat Insomnia datang…..



Respito On Prambors Nu BUZZ

Senin, 27 Oktober 2008

GRUNGEFEST 2008 14 DESEMBER 2008

Pesta musik anak2 grunge di tahun 2008 ini bakalang diadain di CAfe Maroti tanggal 14 desember 2008, respito bakalan main bareng band-band grunge dari berbagai daerah.. yang pasti bakalan menyenangkan...."colok, nyalain Jrang jreeng!!!!"
Kalo teman-teman berminat datang buruan beli ticketnya jangan sampai kehabisan, karena ticket terbatas..

Ticketbox Grungefest :
Jakarta : Twins Music 0812 970 9469
Bekasi : 0856 932 89367
Tangerang : 021 91373637
Cianjur : 0856 24472779
Puncak : 0856 700 7028

Tour respito Bandung 1 November 2008

Event yg dibuat oleh teman-teman WAG (we are Grunge) bandung...yang akan digelar di distro channel lt 3 jl. dalem kaum no 43 (alun-alun bandung).
List Band yg akan main :
Respito (Jakarta)
The River (Bandung)
Water Broke (Bandung)
Cupitos mosquitos (Bandung)
De_@tlant (Bekasi)
Beach Head (Cirebon)
W.A.G (Bandung)
Sound of Molly (Bandung)
Budokay (Tangerang)
Instalasi (Bekasi)

Tour respito Semarang 2 November 2008


Youth against Noisefield "A tribute to seattle sound"
Taman Budaya Raden Saleh, Semarang
event yang bertujuan untuk menghidupkan kembali musik grunge di indonesia juga merupakan rangkaian tour navicula di Jawa tengah
di event ini Respito main bareng Navicula, The Bolong dan band-band grunge lainnya...

Jumat, 14 Maret 2008

Respito’s Tour Report 2007-2008


Respito…

Sebuah band beraliran “Alternative-Rock” yang beranggotakan 4 orang (pada waktu itu) yaitu Pheps/voc,David/gitar,Hank/bass dan Ricky/drum. Berdiri pada july2001, walaupun terdengar sudah lama terbentuk, akan tetapi sepertinya karir respito sebenarnya dapat dikatakan baru dimulai pada tanggal 31 Oktober 2007, ditandai oleh dimulainya sebuah tour 4 kota yaitu Surabaya, Bali, Malang, dan Jogjakarta.

Awalnya tour ini adalah sebuah ide dan kesepakatan dari masing-masing personelnya yang tergolong nekad, tidak terkonsep dengan matang karena tanpa jadwal yang jelas, dan terlebih lagi sponsor. Kalau boleh jujur ini hanya bermodalkan badan, sedikit skill bermusik, alat musik, sebuah mobil van, uang seadanya, kostum yang itu2 aja, kepercayaan teman2 di kota-kota yang kita singgahi, sedikit keberuntungan, doa dan yang terakhir Modal utama yang kami miliki adalah semangat untuk maju…that’s it…

Dalam rangkaian tour 4 kota tersebut respito tercatat telah perform di 30 acara, dimulai dari on-air di radio-radio local, event-event indie lokal, acara amal, jamming di bar-bar, café, hingga di sebuah stasiun tv local. Dan semua itu berjalan tanpa sebuah rencana yang matang akan tetapi berkat kepercayaan teman2, “we’re just letting it flow, we come, plug it.. n play some rock… oh thank God…we did it..”

Tapi sebenarnya ga semudah itu, ga semudah yang dulu kami bayangkan, banyak rintangan kita dihadapi, seperti stress karena pertengkaran antar personil yang acapkali terjadi, kehabisan uang tabungan sampai-sampai salah satu personil ada yang menjual barang-barangnya untuk kelangsungan tour.., perjalanan bolak balik antar kota pun sempat menjadi masalah untuk stamina diatas panggung. Tetapi sekali lagi thank God.. we did it!

Yang sangat menyenangkan dari tour tersebut adalah kita bisa bersosialisasi dengan band2 dari banyak kota, nongkrong bareng, berbagi panggung dan pengalaman tentunya. Dan yang paling penting adalah respito banyak belajar dari mereka secara musikalitas maupun secara management.

Kalu dihitung-hitung kurang lebih 3,5 bulan dari recana awal satu bulan kita menjalani tour, sesuatu yang benar-benar menguras energy, melelahkan memang, akan tetapi suatu proses pembelajaran yang menyenangkan bagi kami dengan harapan respito bisa terus eksis di kancah musik dan mudah-mudahan Mini Album kita yang bertajuk Ressurection of pathway to inner-truth origin bisa rilis dalam waktu dekat ini dan yang paling penting bisa diterima oleh teman-teman sekalian, mohon doa, kritik, saran dan dukunganya semoga bisa membawa perubahan yang lebih baik bagi kami…Amien.

Rasa penuh hormat dan Terima kasih yang sebesar-besarnya untuk band-band serta teman-teman, serta media yang telah membantu dalam tour pertama respito di Surabaya, Bali, Malang dan Jogja, maaf apabila kami tidak bisa menyebutkannya satu persatu karna tidak akan cukup bila ditulis disini… semoga tetap berkarya, sukses selalu dan seperti kata Angus Young..”for those about to rock…we salute you..” . Untuk teman-teman yang membacatulisan ini sekali lagi kami ucapkan terima kasih semoga tulisan ini bisa bermanfaat n someday we can meet each others…

Maju Terus Musik Indonesia….Respect!!